Rabu, 03 Desember 2008

Memperbaiki Daya Ingat yang (Kadang) Berkhianat

"Tulislah apa saja yang terpikir, dan tergambarkan dalam benak. Jangan berhenti sebelum ada aba-aba stop. Tulis saja, walau ide mentok. Saat benar-benar tak ada yang untuk dituliskan, tulis saja, mentok, mentok, mentok. Saat tak ada ide, tulis saja, nggak ada ide, nggak ada ide -sampai kembali menemukan ide melanjutkan tulisan. Pokoknya jangan berhenti sebelum ada aba-aba stop!"

Itulah simulasi yang kerap saya gunakan ketika mengawali sebuah tulisan. Bagi pemula cara ini terbukti efektif. Ada banyak hal-hal tak terduga yang dihasilkan dari metode macam ini.

Sejatinya cara diatas saya adopsi dari Novakovich dalam buku Berguru Pada Sastrawan Dunia. Cara itu pula yang digunakan Hernowo. Untuk mengingatkan daya ingat -yang biasanya kerap berkhianat- Hernowo mengawali simulasi menulis tersebut dengan sebuah kalimat, "Saya ingat..." dan kita tinggal lanjutkan saja mau diisi tulisan apa.

Baru-baru ini, metode macam ini saya praktekkan saat Trainning Jurnalistik di Pondok Pesantren Miftahul Muta'alimat Babakan-Ciwaringan Cirebon. Hasilnya sungguh luar biasa. Ada kejujuran, keluguan, bahkan kelucuan tergambarkan lewat goresan pena dan selembar kertas selama lima menit. Ya, saya memberi waktu mereka menggali daya ingat dalam simulasi itu lima menit, tidak lebih.

Lewat simulasi itu, kejujuran mereka tergambarkan. Walau seceria apapun mereka ternyata sebagian besar masih merasa kesepian, merindukan ibu, ayah saudara dan keluarga. Seperti yang terujar dari beberapa tulisan mereka.

"Saya ingat, ketika pertama kali ke pondok saya tiba-tiba ingat ibu, teman-temanku di rumah."

"Saya ingat, ketika ibu datang ke pondok, ibu langsung memelukku, membawakan makanan kesukaanku,"

Tentang keluguan bisa tergambarkan dari beberapa tulisan mereka

"Saya ingat, pernah ikut pelatihan menulis saat kelas satu. Semua peserta diminta menulis puisi, lalu dibacakan ke depan. saya takut, terus apalagi ya, aduh gimana neh, ga bisa nulis. Ah sudahlah segini saja, hehehe."

"Saya ingat ketika itu ada suara cowok memanggil namaku. saat menoleh ke belakang, tanpa banyak basa-basi, ditambah dengan mimik wajah yang memerah dan suasananya tegang, ia berkata, mau nggak kau jadi bidadariku?"

Ini hanya satu dari beberapa metode memperbaiki daya ingat. Tapi terbukti efektif. Buktinya bisa dibaca dari tulisan-tulisan di blog ini. Tentu saja, itu akan jauh lebih efektif, kalau kita juga banyak baca buku (atau membaca banyak buku?). Mudah-mudahan, daya ingatmu tak berkhianat lagi.

Tidak ada komentar: